Saturday, 2 July 2016 By: Naemah

DI LAUTAN MEMBIRU ITU

Bayangkan lautan yang sangat luas itu. Bayangkan lautan biru yang tak bertepi itu. Bayangkan lautan yang sangat dalam itu. Bayangkan lautan yang adakala tenang, dan ada ketikanya bergelora itu..

Ya, itulah medan dan pentas, di mana suamiku berjuang mencari rezeki. Bukan hanya suamiku, bahkan semua yang bergelar 'pelaut' seperti dia. Tak kira jawatan dan kedudukan, tak kira pendapatan tinggi atau rendah, itulah tempat keringat mereka tercurah.

Aku pernah menjejakkan kaki ke medan itu. Bukan untuk mengerah keringat, sekadar menumpang dan menikmati rasa bagaimana hidup dikelilingi lautan luas. Aku merasa kagum dan indahnya kekuasaan Tuhan. Saat dikelilingi lautan yang membiru tenang.

Bahkan ada ketika merasakan takutnya, andai ombak gelora datang membadai.

Namun yang pasti, lautan yang luas membiru, memberi 1001 rasa ketenangan di hati. Melihat indah dan ajaibnya ciptaan Tuhan, membuat diri bertambah kagum akan keagunganNya.

Suamiku, semoga dunia lautan itu menjadi tempatmu mencari ketenangan di samping mengerah keringat. Sikap tenang dan sabarmu hari ini, mungkin lahir dari tenangnya lautan biru itu. Sikap hikmahmu dalam berhadapan dengan kekalutan rumahtangga hari ini, mungkin hasil dari kecekapan dan tawakkalmu dalam menghadapi gelora ombak di lautan.

Suamiku, sungguh lautan itu menjarakkan kita, namun jarak ini juga hakikatnya mendekatkan hati kita, dan menguatkan rasa pergantungan kita pada yang Esa. Kerana di kala dirimu tak dapat menjaga dan melindungi kami, dan di kala aku gundah memikirkan keadaan dirimu di sana, kita hanya ada Allah tempat kita berharap dan bergantung.

Sebagaimana Allah memberi setiap kebaikan pada hamba yang Dia kehendaki, begitu juga tidak akan ada mudarat kecuali jika Allah kehendaki ia berlaku. Maka doa dan tawakkal kita hanya pada Dia.

Semoga baik dan tenang ditemani lautan biru itu :)






0 comments:

Post a Comment