Mengimbas kenangan bersalin anak pertama dan kedua bertemankan suami tercinta. Pernah aku nukilkan kisahnya di sini: PENGALAMAN TERINDAHKU: SAAT MELAHIRKAN ZURIATKU
Hampir semua isteri mengharapkan suami ada di sisi saat melahirkan si kecil. Aku juga tak terkecuali. Betapa kehadiran seorang suami di saat getir begitu, memberi makna yang besar kepada seorang isteri. Syukur, kelahiran lepas suami ada di sisi menemani. Doa dan harapanku, saat melahirkan yang ketiga ini juga dia akan ada bersama, setia menemani bersama sokongan dan doa.
Memang sakit melahirkan itu tak mampu dikongsi bersama suami, namun kehadirannya membuat kita merasa lebih kuat dalam menanggung rasa sakit itu. Apatah lagi mendengar ungkapan kata semangat darinya, dan belaian lembut darinya, kita menjadi lebih positif meski sakit itu hanya kita seorang yang menanggungnya.
Namun bukan semua isteri yang bernasib baik untuk melahirkan anak bersama kehadiran suami. Boleh jadi masih ada hospital yang tak benarkan suami masuk ke labor room, mungkin juga suami jauh bertugas, atau mungkin ada suami yang takut darah, atau tak sihat badan. Segalanya mungkin. Namun semoga isteri tetap tabah dan kuat, berjuang demi anak yang bakal dilahirkan ke dunia.
Saatnya semakin tiba. Dalam penuh pengharapan dan doa agar suami ada di sisi ketika melahirkan anak ini, aku juga perlu bersedia untuk menerima, andai takdir Allah menginginkan selainnya. Aku maklum akan kerja suamiku yang perlu merantau jauh. Aku faham, dua anakku yang masih kecil dan sukar untuk ditinggalkan. Namun masih, aku meletakkan harapan dan doa, agar segalanya akan dipermudahkan. Agar diizinkan Allah, untuk suamiku menemaniku di saat melahirkan anak kami ini.
Suami, dalam menghadapi saat perjuangan melahirkan si kecil ini, redha seorang suami amat didambakan oleh seorang isteri. Redha Allah pasti hadir bersama redha seorang suami. Insya Allah.
Semoga dipermudahkan.
Aameen
0 comments:
Post a Comment